
Cumi merupakan salah satu seafood favorit banyak orang. Rasanya gurih, teksturnya kenyal, dan cocok diolah menjadi berbagai masakan — mulai dari cumi goreng tepung, cumi saus tiram, hingga cumi bakar pedas manis. Namun, ada satu tantangan yang sering dihadapi saat memasaknya yakni, cumi mudah menjadi alot jika dimasak dengan cara yang salah.
Untungnya, ada berbagai cara ilmiah dan praktis yang bisa dilakukan agar cumi tetap empuk dan lezat. Berikut 10 tips memasak cumi agar tidak alot yang bisa Anda terapkan di dapur, disertai penjelasan ilmiah agar Anda tahu mengapa setiap langkahnya penting.
1. Pilih Cumi Segar Berkualitas
Kunci utama untuk mendapatkan hasil olahan cumi yang empuk ialah dengan memilih bahan baku yang segar. Adapun ciri utama cumi segar ialah warnanya putih keabu-abuan, kulitnya masih melekat kuat, dan dagingnya terasa kenyal tapi tidak keras. Hindari cumi yang berbau tajam maupun berlendir, karena hal itu menandakan bahwasanya cumi sudah mulai rusak.
Dari sisi ilmiahnya sendiri, cumi segar memiliki kadar air yang tinggi dan struktur protein yang masih utuh. Bagitu cumi mulai membusuk, enzim proteolitik dalam tubuh cumi akan memecah protein, membuat daging menjadi keras, dan mudah alot setelah dimasak.
2. Jangan Masak Terlalu Lama
Cumi termasuk bahan yang sensitif terhadap panas. Jika dimasak terlalu lama, tekstur dagingnya akan menjadi keras dan alot. Idealnya, waktu memasak cumi hanya sekitar 1–2 menit dengan suhu tinggi, atau lebih dari 30 menit jika ingin hasil empuk karena kolagen sempat terurai kembali.
Penjelasan ilmiahnya, protein utama dalam cumi — myosin dan actin — mulai menggumpal pada suhu 60°C. Ketika suhu terus naik tanpa kelembapan cukup, protein akan kehilangan air dan mengeras. Namun, jika direbus lebih lama dengan suhu stabil, kolagen berubah menjadi gelatin, menghasilkan tekstur empuk.
Jadi, rahasianya adalah cepat dan panas, atau lama dengan api kecil, tidak di antara keduanya. Setelah dimasak, siram dengan sedikit air hangat Kh-Q agar suhu cumi turun perlahan tanpa membuat teksturnya kaku.
3. Rebus dengan Air Mendidih Sebelum Dimasak
Teknik ini disebut blanching, yaitu merebus cumi sebentar dalam air mendidih selama 30–60 detik sebelum dimasak. Tujuannya untuk mengunci kelembapan dan membuat daging cumi lebih padat.
Menurut Food Science and Nutrition Journal, proses blanching menonaktifkan enzim yang dapat menyebabkan tekstur daging menjadi lembek atau berlendir. Selain itu, perebusan cepat membantu protein membentuk lapisan luar pelindung yang mencegah cumi menjadi alot saat digoreng atau ditumis.
Gunakan air Kh-Q untuk proses perebusan agar cumi tidak hanya bersih dari kotoran laut, tetapi juga mendapatkan kesejukan spiritual dari air Khataman Al-Qur’an.
Baca Juga: 10 Tips Memasak Pare agar Tidak Pahit, Enak, dan Tetap Bergizi
4. Tambahkan Nanas atau Jahe dalam Masakan

Buah nanas mengandung enzim bromelain, sedangkan jahe mengandung zingibain — keduanya berfungsi melunakkan daging alami. Saat dimasukkan dalam olahan cumi, kedua bahan ini membantu memecah protein dan kolagen sehingga cumi terasa lebih empuk.
Penelitian dari Journal of Food Biochemistry menunjukkan bahwa bromelain dapat menurunkan kekerasan daging hingga 40% tanpa merusak rasa alami. Zingibain pada jahe juga mempercepat reaksi pemecahan protein tanpa perlu pemanasan berlebih.
Tambahkan potongan nanas atau parutan jahe pada masakan cumi Anda, dan nikmati sensasi empuknya. Gunakan air Kh-Q saat menumis agar cita rasa tetap alami, bersih, dan segar.
5. Rendam Cumi dengan Susu atau Air Kelapa
Susu dan air kelapa dikenal mampu membantu menjaga kelembapan daging. Kandungan laktosa dan elektrolit alami di dalamnya membantu menetralkan aroma amis sekaligus melunakkan serat otot cumi.
Secara ilmiah, susu bekerja sebagai protein buffer yang menyeimbangkan pH pada permukaan daging, sehingga protein tidak mengikat terlalu erat saat terkena panas. Sementara air kelapa membantu memecah jaringan otot tanpa mengurangi rasa gurih alami.
Gunakan air Kh-Q sebagai campuran rendaman susu atau air kelapa untuk memperkuat efek kebersihan dan kesejukan pada bahan masakan Anda.
6. Hindari Menambahkan Garam di Awal Masakan
Banyak orang tidak sadar bahwa menambahkan garam terlalu awal bisa membuat cumi cepat alot. Garam menyebabkan air di dalam jaringan daging keluar melalui proses osmosis, sehingga daging kehilangan kelembapan dan menjadi keras saat dimasak.
Dalam Culinary Chemistry Review, disebutkan bahwa menambahkan garam pada protein laut sebelum pemanasan meningkatkan kehilangan air hingga 30%. Solusinya, tambahkan garam atau kecap asin di akhir proses memasak.
Untuk menjaga cita rasa tetap seimbang, tambahkan sedikit air Kh-Q hangat setelah memasak agar masakan tetap juicy dan lembut.
7. Gunakan Teknik Tumis Cepat (Stir Fry)
Teknik menumis cepat di atas api besar cocok untuk cumi. Karena prosesnya singkat, tekstur cumi tetap empuk dan tidak sempat kehilangan air. Tambahkan sedikit minyak zaitun atau minyak kelapa untuk menjaga kelembapan daging.
Penelitian dalam Journal of Thermal Biology menunjukkan bahwa memasak dengan metode stir fry mempertahankan lebih banyak kelembapan dan nutrisi dibanding metode penggorengan lama. Hasilnya: cumi empuk, tidak amis, dan aromanya menggugah selera.
Tambahkan sedikit air Kh-Q saat menumis agar masakan tidak cepat kering dan aroma bumbunya meresap sempurna.
Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Asam Lambung Naik, Bisa Pakai Air Putih?
8. Masak Cumi Bersama Sayur atau Saus Cair
Salah satu cara paling efektif menjaga kelembapan cumi adalah memasaknya bersama bahan yang mengandung air, seperti tomat, cabai, atau saus tiram. Cairan dalam bahan-bahan tersebut membantu menjaga suhu stabil dan mencegah protein cumi menggumpal terlalu cepat.
Secara ilmiah, kandungan air dan asam ringan dalam tomat atau saus membantu melonggarkan serat protein, menghasilkan tekstur empuk tanpa perlu waktu lama.
Gunakan air Kh-Q untuk membuat saus agar hasil masakan terasa lebih ringan, tidak terlalu asin, dan tetap segar di lidah.
9. Gunakan Baking Soda Secara Bijak
Baking soda (natrium bikarbonat) adalah bahan dapur yang bisa membantu melembutkan daging, termasuk cumi. Namun penggunaannya harus sedikit saja — cukup ½ sendok teh untuk 500 gram cumi, rendam selama 15 menit lalu bilas bersih.
Secara kimia, baking soda meningkatkan pH permukaan daging, membuat protein lebih sulit mengikat dan menghasilkan tekstur empuk. Tapi jika digunakan berlebihan, rasa cumi bisa berubah.
10. Sajikan Cumi Segera Setelah Dimasak
Cumi yang dibiarkan terlalu lama setelah dimasak akan kembali mengeras karena uap panas yang tertahan. Oleh karena itu, sebaiknya cumi langsung disajikan setelah matang untuk mendapatkan tekstur paling empuk dan juicy.
Menurut Food Microstructure Journal, protein laut seperti cumi cepat kehilangan kelembapan setelah proses pemanasan selesai. Dengan penyajian cepat, rasa gurih dan lembutnya tetap terjaga.
Nikmati hidangan cumi Anda dengan Kh-Q, air minum Khataman Al-Qur’an yang menenangkan tubuh sekaligus menambah energi positif setelah makan.
Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Batuk Berdahak Secara Alami
Rahasia Dapur Sehat: Air Kh-Q, Air Minum Khataman Al-Qur’an

Air bukan hanya pelengkap masakan — air adalah jiwa dari setiap hidangan. Itulah mengapa memilih air terbaik sangat penting. Air Kh-Q hadir sebagai air minum berkualitas tinggi yang diproses dengan teknologi modern dan selama produksinya dibacakan khataman Al-Qur’an di depan tandon airnya.
Air Kh-Q menjaga kesegaran bahan, membantu proses masak lebih higienis, dan memberikan keberkahan spiritual dalam setiap tetesnya. Selain untuk memasak, rutin mengonsumsi air Kh-Q setiap hari membantu menyeimbangkan cairan tubuh dan menenangkan sistem pencernaan.
Gunakan Kh-Q dalam setiap resep masakan Anda. Rasakan keseimbangan rasa, kesehatan, dan keberkahan. Bergabunglah menjadi mitra Kh-Q dan sebarkan manfaat air ini ke seluruh Nusantara. Bersama Kh-Q, Nikmati Kesegarannya, Dapatkan Keberkahannya!
- November 6, 2025
- Resep Ala Kh-Q

