Karena fungsinya yang sangat amat penting bagi tubuh, setiap hari manusia dianjurkan untuk mengonsumsi paling tidak 2,5 liter air putih. Namun kini, muncul berbagai macam air. Salah satunya adalah air doa.
Air doa menurut islam sendiri merupakan sesuatu yang dimubahkan, atau diperbolehkan untuk dikonsumsi. Tidak ada larangan mengenai mengonsumsi air doa ini. Justru sebaliknya, dalam berbagai kisah dan riwayat justru islam menganjurkan untuk mengonsumsi air doa sebagai media pengobatan.
Baca Juga: Air Doa Adalah: Mengetahui Makna dan Keistimewaan Air Doa
Apakah Ada Perbedaan Mengenai Air Putih Biasa dengan Air Doa?
Jika menelisik lebih lanjut, air doa sebenarnya sama dengan air putih pada umumnya. Akan tetapi, air doa ini memiliki keistimewaan karena ditambahkan doa – doa khusus, maupun bacaan Al-Qur’an yang diyakini memiliki khasiat yang lebih baik jika dibandingkan dengan air putih biasa.
Praduga maupun asumsi ini tidak sekadar asumsi biasa. Melainkan sudah dibuktikan oleh penelitian ilmiah yang membahas mengenai molekul air putih yang didoakan atau yang biasa disebut denga air doa berbeda jika dibandingkan dengan air putih biasa.
Seorang peneliti berkebangsaan Jepang, Dr. Masaru Emoto yang melakukan penelitian mengenai perubahan molekul air yang diberi berbagai perlakuan khusus yang dituangkan dalam karyanya yang dibukukan dengan judul The Hidden Message in Water dan The True Power of Water, yang dikemudian hari karyanya ini kita kenal dengan judul The Untrue Power of Water oleh Yoroshii haryadi dan Azaki Karni.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Dr. Masaru Emoto ini adalah meneliti tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto (dalam penelitiannya), lalu didinginkan sampai mencapai angka minus 50 derajat celcius di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop electron menggunakan kamera dengan kecepatan tinggi.
Ternyata, molekul air membentuk Kristal segi enam yang indah. Dalam penelitian Dr. Masaru Emoto ketika 500 orang sedang berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” di depan sebotol air, Kristal air tadi mengembang dengan indahnya.
Dan ketika dicoba dibacakan do’a Islam, Kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah! Selanjutnya ditunjukkan kata “malaikat” maka terbentuk molekul dengan Kristal hexagonal yang indah.
Berbanding terbalik dengan kata “setan” yang langsung menghasilkan molekul air berbentuk buruk dengan bola api di tengahnya.
Selain penelitian yang dilakukan oleh Dr. Masaru Emoto, dari Indonesia juga ada seorang spesialis kedokteran jiwa bernama dr. H. Tb. Masaru Emoto yang mendalami bidang psikiatri spiritual dari Klinik Prorevital juga menjelaskan bahwasanya air yang dikonsumsi dalam keadaan baik jauh lebih menyehatkan.
Fungsi menyehatkan itu berbeda dengan air putih biasa yang lebih berfokus ke jasmani saja. Karena pada air doa fungsi menyehatkan itu juga terletak pada kesehatan rohani dari doa – doa khusus, maupun bacaan Al-Qur’an yang diperdengarkan dalam sebotol air.
Air Doa Menurut Islam
Tahukah kamu, jauh sebelum Dr. Masaru Emoto dan dr. Erwin Kusuma yang mengungkapkan bahwasanya air bisa mendengar dan memberi kemungkinan seseorang akan sembuh setelah minum air yang didoakan, islam telah mengajarkan terlebih dahulu sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW sendiri menganjurkan umatnya untuk membacakan doa sebelum dan sesudah makan, meminum air dengan membaca basmalah. Bahkan Nabi juga pernah menjenguk pimpinan lawan perangnya yang sakit dengan memberikan segelas air yang telah dibacakan doa agar pimpinan lawan perangnya tersebut sembuh.
Nabi Muhammad SAW membacakan (ayat al-Qur’an dan doa – doa yang ma’tsur) pada air untuk Tsabit bin Qais radhiallahu’anhu lalu memerintahkan ia untuk memercikkan air tersebut pada dirinya, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh abu Daud dalam kitab Ath Thib dengan sanadnya yang hasan.
Bolehkah Meminta Air Doa pada Orang Sholeh?
Ustadz Adi Hidayat dalam menjawab pernyataan masyarakat seputra kebiasaan umat Islam di tanah air yakni dengan meminta air doa kepada orang yang dianggap sholeh dengan tujuan beragam, beliau menjawabnya melalui sebuah riwayat tentang Al-Fatihah.
Dalam sebuah hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri diriwayatkan bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu berada dalam safar (perjalanan jauh), lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu.
Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah (melakukan pengobatan dengan membaca ayat-ayat al-qur’an) karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.
” Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al-Fatihah. Akhirnya, pembesar tersebut sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan-, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan kisahnya tadi pada beliau. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al-Fatihah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa tahu Al-Fatihah adalah ruqyah?”
Beliau pun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian.” Ini sebagaimana yang tertuang dalam HR. Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201.
Menurut Ustadz Adi Hidayat hadits tersebut merupakan dalil bolehnya meminta do’a kepada orang saleh, kiai, atau ulama. Tapi syaratnya, seseorang harus berdoa terlebih dahulu kepada Allah.
Selain pendapat dari Ustadz Adi Hidayat, jika kita mengutip tulisan KH. Husin Naparin yang diterbitkan dalam Banjarmasin Post tahun 2014 menyatakan bahwasanya kita perlu berkah, jika demikian ucapakannya basmalah ketika kamu memulai minum.
Sebab minuman yang dibacakan dengan asma Allah SWT berbeda dengan minuman lainnya tanpa asma Allah SWT. Allah SWT berfirman yang artinya, “…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup…” (QS Al-Anbiyaa’ 30).
Baca Juga: Berkah Air Doa untuk Kesehatan
Air Doa di Indonesia
Setelah membaca dengan seksama perihal penjelasan air doa menurut Islam di atas, kini hadir produk air minum khataman Al-Qur’an dengan merek Kh-Q. Kh-Q hadir sebagai jawaban dari kegelisahan umat muslim di Indonesia yang kesulitan mendapatkan air doa yang tidak hanya menyehatkan, melainkan juga mengandung keberkahan tersendiri.
Kh-Q diproses menggunakan mesin canggih tanpa tersentuh tangan manusia selama proses produksinya. Tidak hanya itu, Kh-Q juga dibacakan khataman Al-Qur’an 30 juz secara langsung selama proses produksinya berlangsung, oleh para penghafal Al-Qur’an dari Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus.
Kh-Q sendiri merupakan salah satu produk AMDK di bawah naungan Yayasan Arwaniyyah yang terkenal dengan ribuan santri penghafal Al-Qur’annya di berbagai penjuru. Berawal dari KH. Muhammad Arwani atau yang dikenal dengan Mbah Arwani yang merupakan sosok ulama di Kudus.
Di makan Mbah Arwani sendiri rutin diadakan kegiatan hafalan Al-Qur’an selama 40 hari, dan orang – orang yang dating ke sana membawa air minum dalam kemasan untuk diletakkan di dekat makam sebagai sarana tabarukan atau ngalap barokah (mencari berkah) dari air minum yang diperdengarkan khataman Al-Qur’an secara langsung.
Melihat hal tersebut, seorang teman santri dari Gresik, Jawa Timur memberikan gagasan untuk memproduksi air minum dalam kemasan yang diberi perlakuan khusus dengan dibacakan Al-Qur’an 30 juz, sehingga masyarakat tidak perlu kesusahan untuk mendapatkan air dengan keberkahan hafalan Al-Qur’an.
Gagasan tersebut akhirnya disetujui dan didirikanlah PT. Buya Barokah Divisi AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) yang memproduksi air minum dalam kemasan dengan merk “Kh-Q”. Nama Kh-Q sendiri diambil dari singkatan Khataman Al-Qur’an.
Baca Juga: Kenali Apa itu Ari RO atau Reserve Osmosis dalam AMDK
- May 29, 2024
- Air Khataman Qur'an, Kh-Q Air Doa